semasa

semasa

Minggu, 07 Agustus 2011

sebulir

jemariku mulai lagi memainkan yang seharusnya. seperti asa yang kembali. sekarang.
pernah hanya sekali saja aku bertanya. dan menjawabnya dengan tawa.
siap memilah dari yang didapat oleh jaring tua. sebulir. hanya sebatas itu.
tertinggallah aku di ujung jarum jam. dengan yang hanya sebulir itu. mengangkasa.
di siang dan di malam, di siang hingga ke malam. melarutlah di pori-pori otak. hingga merasuk pikiran dan kuasai jiwa.
tulisan. maksudmu yang tercantum di kepalaku kah?.
berdiri berdampingan, hingga saatnya tiba berdiri berjauhan. dan kembali di posisinya.
entah bila. ada lagi masa aku hidup kembali. ku buat nyata sebulir itu.
entah bila. ada yakin masa renkarnasi. seperti yang telah terucap di balkon hijau putih.
negeri tua tempatnya. entah. genggaman memukuli pelataran.
berkisah tetntang sebulir air yang membanjiri sejagat raya.
lorong lorong itu. menarik hati untuk terus kembali. kegelapan kata.
seperti sebuah rahasia dalam sebuah cerita. begitupun negeri tua. tak pernah tau apa maknanya.

2 komentar: